3 Tips Mencari Pekerjaan Baru di Tengah Pandemi, Sudah Tahu?

Repost KOMPAS.com – Selama pandemi Covid-19 hampir semua hal berubah dalam hidup kita, termasuk saat kita sedang mencari pekerjaan baru. Jumlah orang yang melamar kerja pun kian melebihi peluang yang ada. Selain itu, pelamar akan menjalani proses wawancara secara virtual, tidak lagi bertemu langsung dengan pihak perekrut. Meski pandemi menyebabkan minimnya lapangan pekerjaan, namun ada tips dari para ahli agar kita bisa memeroleh sumber penghasilan yang baru.

  1. Membuang persepsi lama

Kita dapat memertimbangkan cara baru dalam membuat jaringan, melamar kerja, dan mengikuti proses wawancara. Demikian pandangan Akhila Satish, CEO program pelatihan kepemimpinan berlabel Meseekna. “Dunia sudah berubah, dan semua paradigma yang kita ketahui tentang proses perekrutan sudah berganti,” kata Satish kepada CNBC Make It. “Daripada membiarkan perubahan itu membebani kita, manfaatkan perubahan untuk keuntungan kita.” Misalnya, saat ini semakin banyak perusahaan yang menerapkan kerja jarak jauh (remote work), dan mencari karyawan dengan latar belakang yang unik. Nah, kita dapat melamar posisi yang sebelumnya mungkin mustahil untuk dicoba karena latar belakang Pendidikan yang tidak sesuai.
Penelitian menunjukkan, wanita cenderung tidak melamar pekerjaan jika mereka tidak merasa 100 persen memenuhi syarat untuk posisi tersebut. Sebaliknya, pria memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk melamar posisi tertentu kendati mereka tidak memenuhi syarat. “Biasanya individu paling sukses yang kita rekrut adalah individu yang tidak melakukan persis seperti apa yang kita minta kepada mereka.” “Keterampilan bisa dialihkan dan mungkin lebih cocok untuk pekerjaan itu daripada seseorang yang melakukan pekerjaan itu secara langsung,” tambah Sheehan. Jadi, buatlah beberapa resume berbeda untuk berbagai industri atau jenis peran yang kita lamar. Kita dapat menjelaskan keterampilan yang sudah kita latih dari pekerjaan kita sebelumnya, dan bagaimana keterampilan tersebut bisa digunakan saat kita bekerja di tempat yang baru.

  1. Mengubah cara mencari kerja

Cobalah membuat daftar berisi nama-nama perusahaan tempat kita ingin bekerja, ketimbang mencari peluang baru berdasarkan posisi yang ditawarkan. Tanyakan kepada diri kita, pekerjaan apa di bidang kita yang membuat kita tertarik? Atau, perusahaan mana yang dikenal sebagai tempat yang cocok untuk berkembang dalam karier kita? Pelatih karier di Randstad RiseSmart, Wendy Braitman merekomendasikan untuk mengecek akun LinkedIn guna melihat apakah kita memiliki kontak berkelanjutan dengan perusahaan tertentu atau tidak. Lalu, cari tahu juga apakah perusahaan bersedia menjawab pertanyaan mengenai tugas yang dikerjakan, atau pengalaman orang-orang yang bekerja di perusahaan tersebut. Kita bertujuan untuk membangun hubungan dengan perusahaan yang kita tuju dan memahami alasan orang senang bekerja di tempat itu. “Meskipun belum ada lowongan yang tersedia saat ini,” kata Braitman. Dengan membangun hubungan seperti ini, tidak menutup kemungkinan kita akan dihubungi oleh manajer atau bagian perekrutan di perusahaan tersebut apabila ada lowongan. Maka dari itu, jika kita memiliki koneksi dengan orang dalam perusahaan, kita lebih mungkin dihubungi oleh perusahaan itu terlebih dahulu. Terakhir, kita pun harus mencari jaringan baru setiap minggunya. “Saya percaya bahwa bukan hanya siapa yang kita kenal, tetapi juga siapa yang bisa kita kenal. Kemudian bangun jaringan itu, satu orang dalam satu waktu,” cetus Braitman.

  1. Tidak berputus asa

Jackie Mitchell, pendiri Jackie Mitchell Career Consulting, lebih terbuka dalam menyarankan seseorang ketika mencari pekerjaan baru. “Kita tidak boleh putus asa dalam mengejar apa yang kita inginkan,” tegas Mitchell. “Manajer perekrutan dapat menyadari hal itu dari jauh, dan itu merugikan kita.” Mitchell menganjurkan kita untuk mengubah proses dalam mencari kerja. “Posisikan diri kita sebagai problem solver, dan orang yang mampu memberikan solusi, daripada sekadar pencari kerja.” Mitchell menyebut, perbedaan antara menjadi pencari kerja dan pemecah masalah terkesan sangat tipis, namun nyatanya tidak demikian. Sebab, kata dia, seorang pencari kerja menjalani proses wawancara hanya untuk mengisi lowongan yang tersedia.