Repost_ majalahsora.com, Kota Bandung – Universitas Widyatama (UTama) membuka program magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bagi mahasiswa Fakultas Teknik. Salah satu kegiatan MBKM berupa program magang di dunia industri dan dunia kerja bagi mahasiswa.
Hal itu sesuai dengan kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, terkait MBKM yang mulai diterapkan di berbagai perguruan tinggi. Sebagai langkah nyata dan implementasi dari program tersebut, Kamis (4/3/2021), UTama melakukan MoA secara virtual dengan pimpinan berbagai perusahaan, industri, institusi pendidikan, instansi pemerintah, BUMN, swasta khususnya yang berada di wilayah Jawa Barat. Di antaranya dengan PP Persero Tbk, Adira Insurance, Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Subang, PT Bio Farma, PT Kimia Farma, PT PLN, Pikiran Rakyat, PT LEN, PT Telkom Akses, PT Wijaya Karya, Universitas Padjadjaran, PT JVC Electronics Indonesia, Direktorat Kemahasiswaan Universitas Telkom, Universitas Widyatama dan lain sebagainya.
Prof Obsatar Sinaga, Rektor UTama memaparkan, bahwa kerjasama tersebut diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi mahasiswanya untuk mendapatkan pengalaman belajar di lapangan, khususnya dunia kerja yang sesungguhnya.
Prof. Dr. H. Dadang Suganda, M.Hum., Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Pembelajaran UTama
Program magang ini sebagai wadah yang bisa digunakan sebagai metode pembelajaran, baik perorangan maupun lembaga. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran termasuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM), kata Prof Obi, sapaan akbrab, Rektor UTama, di kampusnya Jalan Cikutra No. 204-A, Kota Bandung. Harapannya dengan kerjasama yang dilakukan ini dapat bermanfaat dengan baik, baik untuk institusi, para mahasiswa dan lulusan UTama, pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Pembelajaran UTama, Prof. Dadang Suganda, memaparkan bahwa hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia agar memiliki kemampuan, baik ilmu maupun keterampilan, untuk bekal mereka dikemudian hari. Ketika kampus hanya memberikan ilmu sains, bisa saja sains dan keterampilan yang diberikan di kampus sudah tidak relevan dengan dunia kerja. Oleh karena itu pemerintah memberikan opsi, mahasiswa harus diberi hak untuk belajar di luar kampus selama tiga semester. Bisa di luar Prodi di dalam kampus, kampus yang lain atau bisa di luar kampus kata Prof Dadang. Ia menambahkan ketika mahasiswa UTama magang di luar kampus, bisa jadi ilmunya tidak relevan saat diperoleh di kampus.
Dr. M. Rozahi Istambul, S.Kom., M.T., Dekan Fakultas Teknik
Sekali lagi bisa jadi ilmu yang didapatkan di kampus, sudah kadaluarsa sudah tidak sesuai dengan dunia industri atau dunia kerja. Oleh sebab itu ketika mereka magang bisa jadi mendapatkan ilmu dan keterampilan baru. Itu dari sisi ilmu, kata Prof Dadang. Sedangkan dari sisi pembentukan mental dan karakter, menurut Dadang juga bisa jadi berbeda dengan dunia kampus. Karena di masyarakat sangat kompleks karakternya. Apalagi di perusahaan yang banyak tantangannya.
Adapun ilmu yang diperoleh di perusahaan kelak, mengenai sikap mental dan karakter. Juga akan memperkuat mahasiswanya menjadi manusia yang memiliki modal banyak.
Jadi nanti saya berharap mahasiswa UTama, ketika magang di perusahaan jangan hanya berbicara ilmu dan skill yang didapat. Tetapi mendapat ilmu baru yang tidak didapat di kampus. Ketika lulus mudah-mudahan dengan bekal dari kampus dan magang memiliki modal yang banyak. Modal ilmu, keterampilan, mental karakter. Sehingga lulusan Widyatama bisa bekerjasama dan diterima oleh pasar, kata Prof Dadang.
Dirinya pun berharap kepada semua perusahaan, bisa memberikan bimbingan, arahan, evaluasi dan monitoring untuk saling mengisi.
Sementara itu Dekan Fakultas Teknik UTama M. Rozahi Istambul, menjelaskan teknis program magang memang merupakan salah satu bagian dari kebijakan Kemendikbud.
Seluruh aktivitas di luar prodi seperti membangun desa, mengajar di luar dari prodi, melakukan riset, kegiatan magang, pertukaran pelajar dan lainnya. Kita rekognisi, mahasiswa tidak perlu kuliah di prodinya, diganti dengan kegiatan tadi. Salah satunya magang praktek kerja di perusahaan selama satu semester atau enam bulan, kata Rozahi.
Di Fakultas Teknik UTama, memiliki program studi informatika, sistem informasi, teknik industri, teknik mesin, teknik elektro, teknik sipil serta perpustakaan dan sains informasi.
Kegiatan magang yang diikuti oleh mahasiswanya diasumsikan menjadi kegiatan perkuliahan, dan merupakan hal baru.
Magang atau praktek kerja saat ini jangan dimaknai seperti magang praktek kerja seperti dulu, yang biasanya dilakukan hanya dua minggu sampai satu bulan. Belum lagi dalam kesehariannya sangat bebas, bisa masuk atau tidak. Namun sekarang benar-benar full segala sesuatunya mendapatkan pengalaman seakan-akan mereka sudah menjadi pegawai, jelas Rozahi.
Yudi Eko Prasetyo, Quality Control Officer, PT. PP (Persero), Tbk
Untuk program magang MBKM gelombang pertama, akan diikuti oleh sedikitnya 75 mahasiswa Fakultas Teknik UTama.
Bukan berarti pada saat mahasiswa magang dia tidak mendapatkan pengetahuan kita menggunakan e-learning, mereka bisa mengakses materi yang ada di semester enam, mengikuti tugas, kuis, untuk seluruh mata kuliah, kata Rozahi.
Jadi mahasiswa kami bisa memilih apakah di semester yang sama mau kuliah atau pergi magang, itu pilihan mereka. Dilakukan di semester enam dan tujuh sedangkan semester delapan bisa untuk tugas akhir tidak usah mengikuti perkuliahan. Hasil magang bisa dijadikan bahan untuk tugas akhir, pungkasnya.
Yudi Eko Perwakilan dari PP Persero Tbk, yang kini bergerak di bidang kontraktor, di antaranya membangun apartemen, mengatakan pihaknya menyambut baik program magang bagi mahasiswa Universitas Widyatama.
Program ini bagus untuk mengenalkan dunia kerja kepada mahasiswa. Biasanya kan kalau di kampus hanya teori saja. Nah kalau praktek di lapangan akan dihadapkan dengan masalah, cara kerja, cara berkomunikasi dengan atasan atau pekerja dan lainnya, kata Yudi, melalui sambungan telpon, Jumat (5/3/2021).
Ia menambahkan PT PP Persero Tbk, yang kantor pusatnya di Jalan TB Simatupang, Jakarta memiliki banyak proyek di seantero Indonesia.
Nanti kita lihat saja magangnya di mana, disesuaikan yang terdekat. Biasanya kita terima dengan tangan terbuka. Namun kalau di lapangan karena proyek itu berbeda dengan di kantor, tempat duduk terbatas, kata Yudi.
Masih kata Yudi, mahasiswa UTama bisa saja nanti praktek di lapangan, manajemen, HSD dan lainya tergantung permintaan mahasiswa.
Sumber: Majalah Sora, Kota Bandung