Repost_Majalahsora.com, Kota Bandung – Prof Obsatar Sinaga, Rektor Universitas Widyatama dan Djoko Roespinoedji, Ketua Yayasan Widyatama diberi penghargaan oleh Siliwangi News, Komunitas Bandung Sehat dan Bandung Cerdas, atas prestasi Mendukung Penciptaan Pemrakarsa Kampus Universitas Widyatama, menjadi Kampus Hijau, Nyaman, Aman, Ramah Lingkungan dan Tanpa Asap Rokok.

Penghargaan itu diberikan langsung oleh Martika Edison, Pemimpin Redaksi Siliwangi News, di Universitas Widyatama (UTama), Jalan Cikutra No. 204-A, Kota Bandung, Kamis (22/4/2021). Pemberian penghargaan itu menurut Edison karena mereka memiliki komitmen yang tinggi, dalam terciptanya kampus UTama sebagai kampus hijau, nyaman, aman, ramah lingkungan serta tanpa asap rokok.

Kami memberikan penghargaan itu sebagai motivasi kepada pimpinan di Universitas Widyatama dan Yayasan Widyatama, kata Edison, sesudah menyerahkan piagam penghargaan.

Hal tersebut mudah-mudahan bisa ditiru oleh kampus dan tempat pendidikan lainnya. Terlebih kami menghargai mereka sebagai kampus tanpa asap rokok, imbuhnya.

Kemudian kata Edison, UTama juga, selama ini turut menjaga kebersihan sungai Cidurian yang berada tepat di depan kampus UTama. Oleh sebab itu, kondisi tersebut sangat nyaman untuk kegiatan perkuliahan bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar.

Martika Edison saat menyerahkan penghargaan kepada Djoko S. Roespinoedji, S.E., PG., DIP., Ketua Yayasan Widyatama

Bisa kita rasakan suasananya hijau, juga nyaman dan dapat dirasakan oleh kita semua yang datang ke kampus Universitas Widyatama. Apalagi tanpa asap rokok juga, sangat terjaga sekali di kampus Universitas Widyatama.

Komunitas Bandung sehat cerdas, tim Siliwangi News, masyarakat penjaga alam juga yang saling bersinergi, bisa dijalin dengan komunitas dan instansi-instansi lain. Termasuk sinergi penthahelik dengan media yang support terhadap kelestarian lingkungan, pungkasnya.

Djoko Roespinoedji, Ketua Yayasan Widyatama, sangat mengapresiasi penghargaan yang diberikan kepada dirinya dan Rektor UTama. Selama ini, kata Djoko pihaknya berupaya menjaga lingkungan dan kelestarian pepohonan di UTama, termasuk berkomitmen sebagai kampus tanpa asap rokok.

Alhamdulillah, kami haturkan terima kasih atas penghargaan ini, kata Djoko.

Ini saya pikir sinergi yang baik antara dunia pendidikan, khususnya Widyatama yang mendukung program pemerintah. Kampus kami menerapkan green kampus, walaupun belum terlalu hi-tech. Tapi dalam penggunaan energi listrik sudah menggunakan teknologi. Sudah mengontrol penggunaan energi listrik, sehingga kampus kami lebih efesien dalam penggunaan sumber daya energi, imbuhnya.

Lebih lanjut, dirinya menjelaskan mengenai UTama yang menerapkan kampus tanpa asap rokok, yang sudah diberlakukan beberapa tahun ke belakang. Hal tersebut menurut pria berkacamata itu, sebagai upaya pihaknya mendukung pemerintah agar tidak merokok di tempat umum.

Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, M.Si., Rektor Universitas Widyatama saat menerima penghargaan serupa

Kami sudah menerapkan aturan kampus tanpa asap rokok sejak tahun 2013. Kami berkomitmen mensinergikannya dengan program pemerintah. Di tempat umum sudah sangat dibatasi. Bahkan dilarang, dibeberap tempat. Ada Perda, bahwa merokok di tempat umum sudah dilarang, kata Djoko.

Saat ditanya mengenai tantangan menerapkan larangan merokok di kampusnya, dirinya menjelaskan, bahwa diawal menerapkan aturan, menjadi suatu perjuangan tersendiri, karena berkaitan dengan kebiasaan.

Aturan bukan hanya di Widyatama, kalau pergi ke tempat umum itu (merokok) sudah dilarang. Bahkan di tempat bekerja sekarang sudah diatur. Makanya mulai mempersiapkan diri. Di kampus, mahasiswa kami tidak hanya mementingkan akademik saja. Namun kepentingan sosial berjalan beriringan, sudah menjadi tuntutan sosial masyarakat, kata Djoko.

Jadi ke depan, bukan hanya diaplikasikan di kampus Widyatama, tapi menjadi bagian program pemerintah. Sebagai insan manusia dan warga negara Indonesia, harus taat (terhadap aturan), imbuh Djoko.

Sementara itu Prof Obsatar Sinaga, Rektor UTama, menambahkan bahwa kampusnya menerapkan Smart Campus yang dalam turunannya ada program kampus ramah lingkungan.

Target kami, bukan sebagai kampus ramah lingkungan, namun Smart Campus dan turunannya adalah kampus ramah lingkungan, tegasnya.

Prof Obi, sapaan akrab Rektor UTama, lebih lanjut menjelaskan, bahwa di setiap sudut kampus UTama sudah terpasang jaringan Wi-Fi, sehingga mahasiswanya dapat mengakses internet dengan mudah. Termasuk pemenuhan kebutuhan mahasiswa UTama (perkuliahan dan lainnya) secara online.

Kami ingin memberikan pelayanan optimal, dengan mengaplikasikan Smart Campus. Kalau smart masa masih acak-acakan (penataan lingkungannya). Makanya salah satunya menata lingkungan kampus dengan aturan, salah satunya kampus tanpa asap rokok, papar Prof Obi.

Oleh sebab itu, pihaknya berupaya sekuat tenaga menggulirkan kampus tanpa asap rokok bagi semua pihak. Karena berkaitan dengan Smart Campus.

Sumber: Majalah Sora, Kota Bandung